3.Bunyi /u/ disebut ‘haborotan’ disebelah kanan bawah ina ni surat, contoh :
4.Bunyi /i/ disebut ‘hauluan’ bentuk lingkaran kecil setelah ina ni surat, contoh:
5.Bunyi /o/ disebut ‘sihora’ atau ‘siala’ berupa tanda kali setelah ina ni surat, contoh:
Stempel Singamangaraja XII
Penggunaan stempel mulai dikenal sejak Singamangaraja XII (Ompu Pulo Batu), 1848-1907. Stempel menjadi sebagai salah satu benda regalia yang baru, benda yang mengukuhkan keabsahan kekuasaannya. Beberapa regalia lain sudah ada sejak Kerajaan Singamangaraja sebelumnya, diantaranya pedang Piso Gaja Dompak. Agaknya stempel atau cap ini dikenal melalui pengaruh Kerajaan Aceh di Utara dan Kerajaan Melayu. Dengan stempel ini maka Singamangaraja XII juga ingin menunjukkan kesejajarannya dengan kerajaan lain. Telah disebut diatas surat Batak hanya dipahami kelompok tertentu (datu atau guru. Korespondensi antara Singamangaraja XII dengan misionaris I.L Nommensen bukan ditulis olehnya tetapi pembantunya, Guru Heman Silaban (Ompu Mangantul) yang sudah menggunakan media kertas. Bukan pada kulit kayu atau bambu. Kertas dikenal setelah masuknya zending Jerman dan kekuasaan kolonial Belanda.
Cap yang terbuat dari besi tersebut berbentuk lingkaran ditengah aksara Batak dan dikelilingi tulisan Jawi.
Kita perhatikan stempel diatas. Dalam lingkaran tertulis :
baris pertama dibaca /a-hu-ma/
baris kedua dibaca /sap-tu-wa/
baris ketiga dibaca /na-si-sa-nga/
baris keempat dibaca /ma-nga-ra-ja/
baris kelima dibaca /ti-ya/
baris keenam dibaca /na/ pangolat /ba/ga/
baris akhir dibaca /ra/
AKHIRNYA SELESAI JUGA
sitompoelgeo.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan yg aneh2 yo
jgn yg ad kata kasarny jg